Sumber : bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar
Keramik akan menambah fasilitas pengujian produk bahan isolasi tahan panas
serta fasilitas produk vial/ampul untuk keperluan medis.
Fasilitas
ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. Saat ini, Balai Besar Keramik telah
memiliki 8 jenis lapolatorium uji seperti labolatorium kaca, sanitair, ubin
keramik, tableware, kimia keramik, bahan baku keramik, refraktory, dan bata
genteng.
Dirjen
Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan
kehadiran fasilitas pengujian ini di dalam negeri diharapkan mampu meningkatkan
daya saing produk lokal dengan produk impor.
“Dengan
diukung dengan penurunan harga gas, [fasilitas ini] diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan bahkan meningkatkan kepercayaan pembeli di level
Internasional,” ungkap M. Khayam di sela-sela kunjungan ke laboratorium Balai
Besar Keramik Bandung, Jumat (13/11/2020).
Hadirnya
fasilitas pengujian produk isolasi panas ini disambut baik oleh industri
rockwool, mengingat industri rockwool dalam negeri saat ini sudah mampu
mengekspor produknya ke beberapa negara seperti negara negara di Asia Tenggara,
Australia, Afrika dan Timur Tengah.
Industri
jenis ini memiliki TKDN sebesar 85 persen. Dengan kapasitas produsen Rockwool
di Indonesia mencapai 40.000 – 45.000 ton/tahun dan masih dapat meningkat,
angka ini dapat memenuhi kebutuhan nasional sebesar rata rata 23.700 ton/tahun.
Namun
saat ini penggunaan produk dalam negeri masih berkisar 36 persen per tahun,
sedangkan sisanya masih impor.
Rockwool
merupakan produk isolasi tahan panas memiliki sifat tahan api dan juga
berfungsi sebagai penyerap suara banyak digunakan di industri manufaktur yang
menggunakan temperatur tinggi di dalam prosesnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan dengan
hadirnya fasilitas dan standar SNI yang terus bertambah, industri di Indonesia
diharapkan secara bertahan meningkatkan kualitas produknya.