Sumber : Beritakota
Beritakota.id, Jakarta – Tahun 2022 menjadi
momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya
adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri
keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh
1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian
tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua
dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan
tekstil (IKFT) sebesar 2,69%
“Pada
semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi
dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin
memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan
dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam
negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam
sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak
Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10).
Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT)
bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat
meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik. “Sehingga
capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau
tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya.
Di
samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif
pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk
keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi,
yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan
Thailand.
Kinerja
gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume
impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta
meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada
di level 83%.
“Prestasi
kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai
Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam
(BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa
seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis
lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan
terpercaya,” papar Menperin.
Dari
awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda,
dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam
terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
“Dalam
perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi
hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri
kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri
refraktori, serta mineral nonlogam lainnya,” imbuhnya.
Momentum
100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral
Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri
keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di
negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang
berkelanjutan.