Sumber : Kumparan
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, industri keramik tanah air sudah mulai menggeliat. Hal ini
terlihat dari total investasi di sektor tersebut tembus Rp 17,7 triliun di
semester I 2022.
"Penambahan
investasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat aliran rantai pasok industri
keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna
mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri," kata Menperin Agus di
Kota Bandung pada Kamis (20/10).
Adapun insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD 6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional di industri keramik. Dengan begitu, capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional
turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I
tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12 persen dengan
total volume 3,9 juta meter² yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara
Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Kemudian, capaian ekspor tersebut juga diikuti dengan
penurunan volume impor sebesar 2 persen (yoy) dari 18,5 juta meter² jadi 14,4
juta meter² yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di
level 83 persen.
"Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan tepercaya," ucap Agus.
Tepatnya pada momentum 100 tahun ini, ia berharap dapat
dijadikan sebagai momentum untuk terus memberi layanan prima dan menciptakan
beragam inovasi demi meningkatkan daya saing di pasar global.
"Sehingga
industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di
pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan," ujar dia.
Melalui
keterangannya pula, Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri
(BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan, pihaknya terus fokus untuk dapat
menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri
serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.
Upaya yang dimaksud
antara lain dengan melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi industri
berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan
daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi Industri
4.0.
"Guna mendukung
peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir
sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan,
konsultasi dan optimalisasi teknologi industri," tandas dia.