Sumber : Ekonomi
PURWAKARTA - Ketergantungan industri pengolahan
Indonesia terhadap impor bahan modal dan bahan baku masih cukup tinggi. Salah
satunya tercerminkan dari penggunaan alat mesin industri yang mayoritas masih
impor. Berdasarkan data impor nasional periode Januari–Juli 2023, impor barang
modal mencapai US$22,45 miliar atau sekitar 17,5 persen dari total impor
nasional, sedangkan impor bahan baku mencapai US$93,97 miliar atau 73,25 persen
dari total impor nasional. Kondisi ini menyebabkan belum optimalnya
produktivitas manufaktur dalam negeri untuk mendukung tingkat kandung dalam
negeri (TKDN). Padahal, penting bagi industri saat ini untuk meningkatkan daya
saing dan kemandirian industri nasional. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita mengatakan pihaknya tengah berupaya mengembangakan dan
meningkatkan penguasaan teknologi industri agar dapat menggantikan
produk-produk yang selama ini masih diimpor.
Upaya yang tengah dilakukan yakni dengan
membangun pusat manufaktur dalam negeri yang disebut Indonesia Manufacturing
Center (IMC). Agus meyakini IMC dapat efektif meningkatkan kemampuan industri, mendorong
substitusi impor dan membantu industri kecil dan menengah dalam mengembangkan
produk. "Sehingga industri nasional mampu menghasilkan produk-produk
industri, khususnya permesinan yang selama ini hampir semua diimpor," kata
Agus dalam agenda Topping Off Pembangunan Indonesia Manufacturing Center (IMC)
di Purwakarta, Selasa (19/8/2023).
Adapun, kompleks IMC terletak di Plered,
Purwakarta yang akan dibangun di atas lahan seluas 11 hektare. Saat ini
pengerjaannya mencapai 3 hektare untuk bangunan utama dan akses konektivitas
dengan progres fisik sebesar 38 persen. IMC mulai dibangun pada Desember
2022 dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2024, di mana fasilitas ini akan
memberikan layanan berupa pengembangan dan transfer teknologi, layanan pengembangan
produk-produk industri, layanan hilirisasi dari RnD, pengembangan talent tenaga
kerja industri, serta memfasilitasi jejaring kerja sama di antara para pemangku
kepentingan. "Pembangunan IMC ini telah sejalan dengan program Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Implementasi P3DN diwujudkan dalam
pemenuhan TKDN barang dan jasa yang mencapai 71,39 persen," ujarnya.
Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan pihaknya pun
menambah lahan baru seluas 3,6 hektare untuk menghubungkan lahan IMC eksisting
dengan jalan raya di depannya. Hal ini dilakukan agar akses keluar masuk
kendaraan dari dan menuju IMC tidak menganggu aktivitas warga lokal.
"Kalau sudah jadi total kita anggarkan sekitar alokasinya Rp160 miliar sudah
termasuk lahan," ujar Putu. Pembangunan konstruksi struktur gedung utama
dan struktur gedung workshop telah mencapai tahap akhir, dengan progres secara
keseluruhan mencapai 38 persen. Sisanya sebesar 62 persen merupakan
pekerjaan lanjutan berupa arsitektur, interior, mekanikal, elektrikal, dan
plumbing, serta pekerjaan landscape. Dia menargetkan progres pemabngunan hingga
akhir tahun mencapai 66 persen. Putu menuturkan, proyek ini menggunakan TKDN
barang/material hingga 47,32 persen, dan TKDN jasa 83,46 persen. Sehingga total
penggunakan TKDN selama proyek pembangunan IMC hingga tanggal 13 September
2023, mencapai 71,39 persen.