Annas Nursyahid, Atiek Rostika Noviyanti dan Eneng Maryani
Abstrak
Pengglasiran permukaan keramik merupakan upaya untuk meningkatkan nilai estetika dan fisik ubin keramik. Namun permasalahan umum pada pelapisan glasir adalah terbentuknya cacat. Hidroksiapatit (HAp) yang dibakar pada suhu tinggi akan mengalami fenomena pusat warna dan peningkatan kemampuan adhesi akibat adanya cacat kristal. Fenomena pusat warna dapat memberikan kromatisitas pada glasir sedangkan kemampuan adhesi dapat mencegah cacat glasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HAp terhadap karakter kromatis dan kecacatan lapisan glasir ubin keramik. Penelitian ini meliputi pembuatan suspensi glasir, dip coating, pembakaran glasir, pengukuran kromatisitas, kuantifikasi cacat, serta karakterisasi. Dari hasil penelitian diperoleh nilai L* glasir menurun sedangkan nilai W* dan ∆W meningkat seiring peningkatan konsentrasi HAp dari 0 ke 9%. Nilai a* dan b* glasir menurun saat penambahan HAp 0% ke 3%, kemudian meningkat seiring penambahan HAp 3% ke 9%. Crazing tidak terdeteksi pada penambahan HAp 3-9%, sedangkan pinhole tidak terdeteksi setelah penambahan HAp 7-9%. Hasil XRD menunjukkan terdapat delapan kristal yang ditemukan pada glasir diantaranya hidroksiapatit, α-quartz, cristobalite, mullite, anatase, rutile, titanite, dan brownmillerite. Hasil SEM menunjukan morfologi permukaan glasir dengan 3% HAp yang diamati pada area pinhole relatif lebih teratur dan minim overlap antar matriks gelas dibanding permukaan glasir dengan 0% HAp yang diamati pada area crazing.
Kata Kunci
hidroksiapatit, glasir, kromatisitas, cacat, pusat warna