(30/05/2023) Sumber : Tubasmedia.com
BOGOR – Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E Ratna Utarianingrum dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, Selasa (30/5).
Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.
Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.
(30/05/2023) Sumber : Emitennews.com
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.
“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2,” kata Edy pada acara Temu Usaha Industri 2023 di Bogor, Selasa (30/5).
Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta m2 untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 m2.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78% dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024,” tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Azhar Fitri. Bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus. Di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.
(30/05/2023) Sumber : VOI
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) telah menyelenggarakan acara Temu Usaha Industri 2023 di Bogor, pada Selasa, 30 Mei.
Adapun acara tersebut telah diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non-logam (BBSPJIKMN).
Hal ini dilakukan untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi, yang mana sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
"Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha," kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Mei.
Ratna mengatakan, selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik (BBSPJIKMN), kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan penggunaan produk dalam negeri.
"Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri, serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern," ujarnya.
Dalam kesempatan temu industri itu, salah satu pembahasannya mengenai peran industri keramik dan mineral non-logam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)," ucap Ratna.
Senada dengan Ratna, Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan, upaya memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, yakni melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian non-logam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
"Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat," imbuhnya.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, di antaranya PT Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik.
(30/05/2023) Sumber : NARATIMES.COM
Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum.
Pernyataan itu disampaikan Ratna Utarianingrum ketika mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, pada Selasa, 30 Mei 2023.
Menurut Ratna Utarianingrum, pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” tutur Ratna Utarianingrum.
Menurut Ratna Utarianingrum, kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” kata Ratna Utarianingrum.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN). Ratna Utarianingrum menyebutkan bahwa hal ini merupakan peluang bagi produk-produk industri yang telah tersertifikasi dan memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sementara itu Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan bahwa pemerintah perlu untuk terus melakukan upaya memajukan industri keramik nasional dengan mengupayakan strategi khusus. Di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” kata Azhar Fitri.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) telah memacu para pelaku industri keramik untuk melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.
“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” kata Edy Suyanto.
Jumlah produksi tersebut kemudian ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada 2024,” tutur Edi Suyanto.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT. Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.
(30/05/2023) Sumber : Pro Kaltim
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik peran sektor keramik dan mineral non-logam dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). ”Peluang itu untuk produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI),” ujar Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum, (31/5).
Ratna mengatakan, upaya memajukan industri keramik nasional terus dilakukan oleh pemerintah dengan strategi khusus. Diantaranya, pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM.
”Selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyebutkan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN.
“Dalam peta jalan industri keramik nasional, produksi keramik pada 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” tuturnya.
Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada tahun 2024,” urai Edy.
Edy menambahkan bahwa informasi dari PUPR, pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama, kebutuhannya sangat besar. Edy mendorong anggota Asaki untuk hadir di Kalimantan Timur.
”Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN. Mayoritas anggota ada di Jatim, sedangkan Surabaya ke Kaltim tidak terlalu jauh. Namun, bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN,” bebernya.
Sumber : detik.com
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian PUPR mengajak para
produsen sanitair untuk memasok produknya yang memiliki TKDN tinggi untuk
memenuhi kebutuhan sanitair di IKN.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) selain
membutuhkan bahan material bangunan yang cukup banyak juga membutuhkan sarana
sanitair yang baik dan berkualitas.
Salah satu kebutuhan untuk pembangunan
infrastruktur di IKN adalah sanitair serta kelengkapan toilet.
Kementerian PUPR tidak hanya membutuhkan sarana
sanitair untuk program perumahan saja tapijuga dalam program pembangunan
infrastruktur lainnya.
Untuk program perumahan, dukungan sanitair
dibutuhkan untuk program pembangunan rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya
dan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Beberapa program perumahan yang membutuhkan sarana
sanitair antara lain pembangunan 4.000 unit rumah susun, 145.000 rumah swadaya
atau bedah rumah, rumah khusus untuk masyarakat terdampak bencana dan rumah
bersubsidi pemerintah.
Kebutuhan toilet di sektor perumahan baik program
regular maupun pembangunan hunian yang masif di IKN seperti rumah jabatan
Menteri dan 47 tower Rusun untuk ASN sangat banyak dan sangatlah penting karena
dibutuhkan oleh penghuni rumah.
Banyak perlengkapan yang dibutuhkan terkait jenis
– jenis sanitair antara lain closet, bak mandi, wastafel, shower, urinoir, kran
air dan lainnya,
Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga mendorong
penggunaan Produk Dalam Negeri serta keterlibatan produsen sanitair dari
dalam negeri seperti PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sebagai produsen TOTO
untuk ikut dalam mensukseskan pembangunan IKN.
Penulis:
Humas BBSPJIKMN
Administrator:
Prakom BBSPJIKMN
Tanggal:
Maret 2024
PT Surya Bangunan Semesta adalah perusahaan importir ubin
keramik yang didirikan pada tahun 2013. Perusahaan ini melakukan importasi ubin
keramik dari negara China dan India
untuk dijual di pasar Indonesia. Namun
saat ini perusahaan tersebut telah melakukan sebuah perubahan. PT Surya Bangunan Semesta kini telah bertransformasi
menjadi produsen ubin keramik di Indonesia dengan nama PT Rumah Keramik Indonesia.
PT Rumah Keramik Indonesia terletak di
Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kawasan Industri Terpadu
Batang (KIT Batang). PT Rumah Keramik Indonesia menginvestasikan dana sebesar
Rp 1,5 triliun dalam pembangunan pabriknya. Di area seluas 14 hektare ini, PT
Rumah Keramik Indonesia berencana mencapai kapasitas produksi sebesar 21,6 juta
meter persegi per tahun dalam progres target produksi 5 tahun ke depan. Kegiatan pemasarannya juga berfokus pada pemasaran lokal
dan di tahun ketiga berencana akan mulai menjajal
pasar ekspor.
PT Rumah Keramik Indonesia berharap dengan adanya pembangunan pabrik ubin keramik ini, perusahaan dapat menyerap sekitar 1000 orang tenaga kerja lokal yang akan bersama-sama memajukan perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah agar terjadi hilirisasi industri, yang menciptakan lapangan kerja dan mampu memberikan nilai tambah ekonomi terutama bagi masyarakat dan usaha-usaha di sekitarnya.
Mesin Produksi Ubin di PT Rumah Keramik Indonesia
Pembangunan pabrik PT Rumah Keramik Indonesia telah
selesai di tahun 2023. Pabrik ini megaplikasikan latest energy saving technology,
Green Industry, dan emission reduction technology. Ini sebagai bukti
nyata dalam meningkatkan kekuatan industri dalam negeri dan memajukan
perekonomian bangsa. Adapun jenis yang diproduksi PT Rumah Keramik Indonesia
ini berjenis B.I.a, salah satu jenis ubin keramik yang di-press kering dan kadar penyerapan air nya maksimal 0,5 persen.
Pabrik yang memulai pembangunannya di KIT Batang
ini, telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada hari
Selasa, tanggal 7 Juni 2022 oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Groundbreaking ini merupakan
yang pertama untuk industri keramik, dan juga perdana dari Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN).
Bahlil juga mengapresiasi setinggi-tingginya atas
berbagai upaya yang telah di lakukan oleh PT Rumah Keramik Indonesia. Ia juga
menambahkan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan selalu berupaya
mendukung berbagai kegiatan industri di Indonesia sehingga roda perekonomian
pasca wabah covid-19 bisa berjalan normal dan semakin baik.
Hal ini dilakukan dengan tujuan pemerintah
untuk mendukung program substitusi impor sebesar 35 persen dan menyelesaikan
persoalan impor dengan mengoptimalkan pasar dalam negeri dengan produk-produk
industri dalam negeri. Tentu saja yang
selaras dengan program pemerintah yakni Program Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN).
Kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah dan pihak
swasta ini memang sangat penting. Hal itu dikatakan Bahlil bahwa pemerintah
memberikan insentif, perizinan yang mudah, impor barang modal (tidak terkena
bea cukai) dan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang terjangkau sehingga produk
yang dihasilkan menjadi lebih baik dan kompetitif. Sementara itu, Bahlil juga menyatakan pihaknya
akan mengawal PT Rumah Keramik Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk
memanfaatkan kebijakan HGBT dengan masuknya pipa gas sepanjang 60–70 km ke KIT Batang.
Direktur PT Rumah Keramik Indonesia, Surya Handoko mengatakan optimismenya bahwa produknya
siap bersaing dengan produk luar negeri karena produknya sama dengan yang diimpor
selama ini. Hal yang dipelajari selama menjadi importir menjadi dasar penerapan
kualitas serta keinginan untuk memberi nilai tambah bagi Negara.
Sumber : kontan.co.id
JAKARTA. PT Superior Porcelain Sukses (SPS) membangun pabrik produksi Granit di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 14 juta meter persegi per tahun.
Pabrik yang berlokasi di Kadawung, Paburan, Subang itu memiliki luas bangunan 81.000 meter persegi. Pabrik ini dibangun di atas tanah 22 hekatare dan ditargetkan bakal beroperasi pada semester II-2024.
Granite tile yang diproduksi Superior Porcelain Sukses merupakan produk kedua SPS Corporate di bidang building material. Sebelumnya SPS Corporated telah menjalankan industri bata ringan.
“Granit yang diproduksi perusahaan berjenis homogeneous tiles dan porcelain tiles. Masing-masing kapasitas produksinya 7 juta meter persegi per tahunnya,” ujar Hendra Widodo, Direktur Produksi PT Superior Porcelain Sukses dalam keterangan resmi, Sabtu (22/7).
Dengan demikian, perusahaan ini akan memiliki total produksi produk dalam setahun mencapai 14 juta meter persegi.
Lebih lanjut, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyambut baik pembangunan pabrik granit PT SPS.
Ketua Bidang Keramik dan Ubin Asaki, Andrea Petrina menambahkan pembangunan pabrik granit PT SPS itu bisa membawa multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia.
“Investasi ini juga bagian dari komitmen industri keramik nasional terhadap dukungan pemerintah yang telah memberikan harga gas khusus,” sebut dia.
Di samping itu, Andrea melihat kehadiran pabrik granit SPS di Subang sekaligus akan menjawab tantangan gempuran produk impor, terutama dari Tiongkok.
Sejak beberapa tahun terakhir, dengan tingginya angka kebutuhan granit, barang-barang Tiongkok memang membanjiri pasar lokal. Meskipun pemerintah tengah menerapkan safeguard sejak 2018.
Data Asaki menunjukkan, kapasitas produksi keramik nasional mencapai 550 juta meter persegi per tahun. Dari jumlah itu, 140-150 juta meter persegi merupakan keramik jenis B1A atau granit. Namun faktanya hanya bisa berjalan sekitar 50%.
“Gempuran produk impor dari Tiongkok juga diindikasikan karena terjadi unfair trade. Seperti salah satunya tax subsidi 14%, praktik indikasi dumping, serta pengurangan ketebalan keramik,” tutupnya.
Sumber : kontan.co.id
JAKARTA. PT Superior Porcelain Sukses (SPS) membangun
pabrik produksi Granit di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas 14
juta meter persegi per tahun.
Pabrik
yang berlokasi di Kadawung, Paburan, Subang itu memiliki luas bangunan 81.000
meter persegi. Pabrik ini dibangun di atas tanah 22 hekatare dan
ditargetkan bakal beroperasi pada semester II-2024.
Granite tile yang
diproduksi Superior Porcelain Sukses merupakan produk kedua SPS Corporate di
bidang building material. Sebelumnya SPS Corporated telah menjalankan
industri bata ringan.
“Granit
yang diproduksi perusahaan berjenis homogeneous tiles dan porcelain
tiles. Masing-masing kapasitas produksinya 7 juta meter
persegi per tahunnya,” ujar Hendra Widodo, Direktur Produksi PT Superior
Porcelain Sukses dalam keterangan resmi, Sabtu (22/7).
Dengan
demikian, perusahaan ini akan memiliki total produksi produk dalam setahun
mencapai 14 juta meter persegi.
Lebih
lanjut, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyambut baik
pembangunan pabrik granit PT SPS.
Ketua
Bidang Keramik dan Ubin Asaki, Andrea Petrina menambahkan pembangunan pabrik
granit PT SPS itu bisa membawa multiplier effect terhadap perekonomian
Indonesia.
“Investasi
ini juga bagian dari komitmen industri keramik nasional terhadap dukungan
pemerintah yang telah memberikan harga gas khusus,” sebut dia.
Di
samping itu, Andrea melihat kehadiran pabrik granit SPS di Subang sekaligus
akan menjawab tantangan gempuran produk impor, terutama dari Tiongkok.
Sejak
beberapa tahun terakhir, dengan tingginya angka kebutuhan granit, barang-barang
Tiongkok memang membanjiri pasar lokal. Meskipun pemerintah tengah
menerapkan safeguard sejak
2018.
Data
Asaki menunjukkan, kapasitas produksi keramik nasional mencapai 550 juta meter
persegi per tahun. Dari jumlah itu, 140-150 juta meter persegi merupakan
keramik jenis B1A atau granit. Namun faktanya hanya bisa berjalan sekitar 50%.
“Gempuran
produk impor dari Tiongkok juga diindikasikan karena terjadi unfair
trade. Seperti salah satunya tax subsidi 14%, praktik indikasi
dumping, serta pengurangan ketebalan keramik,” tutupnya.