Balai Besar Keramik Bandung kembali menyelenggarakan
kegiatan tahunan Seminar Nasional Keramik XX, Rabu 13 Oktober 2021 di Hotel
Pullman Bandung Grand Central. Seminar ini terselenggara dengan sukses atas
dukungan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Badan Standardisasi
dan Kebijakan Jasa Industri
Seminar
dibuka oleh Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan
Kebijakan Jasa Industri, DR.Ir. Heru Kustanto, M.Si. Dalam sambutannya, beliau
menyatakan bahwa ketersediaan pasokan bahan baku yang berkesinambungan menjadi
faktor yang tidak kalah penting dalam pengembangan industri keramik Nasional.
Kepala
Balai Besar Keramik Ir. Azhar Fitri, M.Si mengatakan acara yang dihelat sebagai
media desiminasi hasil penelitian dan perkembangan terkini bidang keramik ini
mengambil tema “Hilirisasi Bahan Galian non Logam Indonesia dan Ekonomi
Sirkular dalam mendukung Penerapan Industri Hijau”.
Seminar
diawali dengan pemaparan lima narasumber yang mewakili pemerintah, praktisi,
akademisi, dan industri yaitu Agust Juvenly Purba, ST, MBA (Pejabat Fungsional
Pembina Industri pada Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan
Galian Non Logam, Kementrian Perindustrian RI) dan Prof.Dr.rer.nat Marta
Fani Cahyandito, SE., M.Sc (Guru Besar Ilmu Manajemen Strategis FakultasEkonomi
dan Bisnis Universitas Padjajaran , Rr. Sri Gadis Pari Bekti, S.Si, M.Si.
(Pejabat Fungsional Analis Kebijakan pada Pusat Industri Hijau Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri),Dra. Sinta Rismayani, MT (Pejabat
Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri pada Balai Besar Keramik Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri), Dadang Makmun (PT. Energi Prima
Nusantara), dan Djoko Soeprijanto (PLTU Jateng II Adipala Cilacap) yang
mendiskusikan isu-isu terkini tentang sirkular ekonomi dalam mendukung
pengembangan industri hijau di Indonesia.
Di
samping seminar, pada acara ini dilakukan juga penandatanganan Nota
kesepahaman antara Balai Besar Keramik dengan PT.Energi Prima Nusantara terkait
pelatihan, konsultansi dan optimalisasi pemanfaatan teknologi FABA sebagai produk
fungsional, dan dengan Fakultas kedokteran Gigi, Universitas Airlangga
terkait dengan Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Material Hidroksiapatit (HA)
dan aplikasinya di bidang medik.
Tanggal
2 sept 2021 BBK menerima kunjungan Sekjen, Inspektur, dan Ka. BSKJI di lahan
BBK yang belokasi di Desa Payonanan dan Desa Batutumpang, Plered Purwakarta.
Kunjungan ini bermaksud untuk meninjau lahan BBK di wilayah Plered dengan luas
mencapai 109.560 M2, pada kesempatan ini Ka. Biro Keuangan memaparkan
hasil pemantauan terhadap kondisi lahan, status penatausahaan tanah, serta
usaha pengamanan yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Keramik. Ka. Biro
Keuangan menekankan pentingnya pengamanan asset negara jangan sampai asset
negara tersebut digunakan oleh pihak yang tidak berhak, perlunya mengutamakan
kepentingan bersama dan mengesampingkan ego sektoral dalam pemberdayaan sumber
daya yang ada. Pada momen ini pula Ka. BSKJI memaparkan rencana pemanfaatan
lahan ini untuk untuk pembangunan Indonesia Manufacturing Center dan Pengembangan Industri Semikonduktor Nasional,
pertimbangan lainnya untuk pemanfaatan lahan berupa kerjasama industri dengan
skema bangun guna serah.
Mengapa Indonesia
Manufacturing Centre itu penting?. IMC Merupakan suatu solusi
ekosistem manufacturing di Indonesia yang mana bertujuan menciptakan One Stop Services dalam upaya mendorong Produk Substitusi Impor
Manufaktur Nasional, Peningkatan Kinerja Industri Manufaktur, Menciptakan Technopreneur baru, dan Memperkuat Supply Chain Nasional. Tujuan pemanfaatan lahan ini tentu saja
bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional agar mampu bersaing
dengan produk global. Mari kita sama-sama tunggu berjalannya pembangunan Indonesia
Manufacturing Center dan pengembangan Industri Semikonduktor
Nasional demi industri yang lebih maju.
Selanjutnya
dilakukan pemantauan ke lokasi lahan, pada saat pemantauan ditemukan pembangunan
rumah tinggal pada lahan Balai Besar Keramik. Hasil konfirmasi kepada warga
ditemukan bahwa warga telah memiliki sertifikat dari BPN. Hal ini menggambarkan
pentingnya dilakukan tindakan pengamanan aset lebih lanjut seperti dilakukan
pemagaran pada sekeliling lahan milik negara sehingga Batasan tanah milik
negara dapat diketahui dengan jelas. Tindak lanjut ini diharapkan dapat segera
dilaksanakan agar hal tersebut tidak terus terjadi yang akan menyebabkan
semakin sulitnya proses penertiban aset negara.
Balai Besar Keramik (BBK) Kementerian Perindustrian menggelar
vaksinasi Covid-19 tahap 2 (dua) yang dikhususkan bagi semua ASN, cleaning
service dan satuan pengamanan. Pada hari Selasa 29 Juni 2021 BBK menggelar
vaksinasi di ruang auditorium BBK.
Penyuntikan
vaksin Covid-19 tahap dua diberikan kepada orang yang sudah melakukan vaksinasi
tahap pertama yang sebelumnya berlangsung pada tanggal 27 Mei 2021. Jadi setiap
orang yang telah divaksin tahap pertama sudah bisa diberikan vaksin tahap dua.
Sebelum dilakukan penyuntikan vaksin berbagai tahapan mesti
dilalui dan protokol kesehatan Covid-19 dilaksanakan seperti menggunakan
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, pemeriksaan tensi darah hingga
pengukuran suhu tubuh.
Diberikannya
vaksin Covid-19,tahap kedua ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas dalam
tubuh serta sebagai penangkal dari virus. Jadi diharapkan bagi siapa saja yang
sudah di vaksin akan terbebas dengan virus corona.
Vaksin covid-19 memiliki 2 dosis yang disuntikan dengan interval 4 Minggu(28 hari). Dosis pertama untuk mengenalkan vaksin dan memicu respon kekebalan awal. Dosis kedua untuk menguatkan respon imun yang telah terbentuk sebelumnya.
Antibodi baru akan optimal 14-28 hari setelah suntikan kedua
dilakukan. Bila seseorang dinyatakan positif usai vaksinasi, berarti saat
divaksinasi sudah terinfeksi covid-19 dan sedang dalam masa inkubasi
Yang harus diingat bahwa sudah di vaksin bukan berarti kita tidak akan tertular covid-19, makanya prokes harus tetap dijalankan meski sudah vaksin. Mari kita semua mendukung program pemerintah dalam pemberian vaksin kepada semua warga Indonesia supaya memutus mata rantai dan terhindar tularan virus corona.
Balai Besar Keramik telah melaksanakan vaksinasi Covid – 19 tahap
pertama pada hari Kamis (27/5/2021). Vaksin yang digunakan adalah vaksin
sinovac yang diberikan oleh petugas vaksin UPT Puskesmas Ibrahim Adjie.
Vaksinasi ini dilaksanakan di Auditorium Balai Besar Keramik dari pukul 09.00
WIB – 12.00 WIB. Seluruh pegawai Balai Besar Keramik termasuk cleaning
service, satpam, dan supir ikut serta dalam vaksinasi Covid – 19 ini.
Tidak hanya pegawai Balai Besar Keramik saja yang mengikuti vaksinasi
Covid – 19 ini, tetapi juga diikuti oleh seluruh pegawai Balai Besar Tekstil.
Masih dalam satu tempat yang sama yaitu di Auditorium Balai Besar Keramik.
Namun dibedakan waktunya agar tidak terjadi kerumunan. Pemberian vaksinasi
Covid – 19 kepada seluruh pegawai Balai Besar Keramik dimulai dari pukul 09.00
WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Sedangkan Balai Besar Tekstil dimulai dari
pukul 10.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
sumber : https://www.instagram.com/irhamphotograph/
Total pegawai yang melakukan vaksinasi oleh UPT Puskesmas Ibrahim Adjie
berjumlah 97 orang. Adapun jumlah sasaran vaksin (jumlah pegawai) Balai Besar
Keramik berjumlah 119 orang dengan rincian sebagai berikut:
Terdapat pula pegawai yang sudah melakukan vaksin diluar Balai Besar
Keramik berjumlah 6 orang dan pegawai yang ditunda proses vaksin tahap pertama
tanggal 27 Mei 2021 berjumlah 16 orang.
sumber : https://www.instagram.com/irhamphotograph/
Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 di Auditorium Balai Besar Keramik
berlangsung lancar dan pegawai yang ikut serta didalamnya tidak mengalami
gejala apapun. Dengan dilaksanakannya pemberian vaksinasi Covid – 19 ini
diharapkan seluruh pegawai Balai Besar Keramik menjadi lebih terlindungi dari
bahaya virus Covid – 19 serta dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan
pelayanan dan meningkatkan rasa aman bagi pelanggan yang akan mengadakan
kunjungan ke Balai Besar Keramik. Vaksinasi Covid – 19 ini juga termasuk
ikhtiar kita bersama dalam menangkal serta mengurangi penyebaran virus Covid –
19.
Dalam rangka mensukseskan program
Kementerian Perindustrian Making Indonesia 4.0 di bidang Industri Keramik dan
Mineral Non-logam, BBalai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non-logam (BBSPJI KMN) telah
bekerjasama dengan PT SMC Automation Indonesia untuk menyiapkan pilar teknologi
4.0. Ir. Azhar Fitri, M.Sc. selaku Kepala BBKMN telah memelopori dan menyiapkan
satu tim khusus di tahun 2022 ini yang bertugas untuk mengawalnya jalannya
program pemerintah Making Indonesia 4.0
di lingkungan industri keramik dan mineral non-logam. Di masa mendatang
diharapkan produk teknologi yang mendukung smart
manufacturing banyak terimplementasikan.
Saat ini integrasi sistem otomasi berbasis smart manufacturing dianggap sebagai “the future of manufacturing”. Integrasi sistem ini tidak hanya mampu mereduksi penggunaan energi dan mengurangi kesalahan proses dan human errors di industri tetapi juga mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja industri secara menyeluruh. Secara bertahap melalui pelaksanaan program pendampingan INDI 4.0, industri keramik dan mineral non-logam diharapkan bisa bertransformasi menjadi industri yang berdaya saing global dan modern.
Transformasi
Industri 4.0 telah membawa perubahan budaya dan kompetensi kerja baru di
lingkungan perindustrian. Perubahan ini membawa dampak positif untuk pekerja
industri diantaranya berkurangnya resiko pekerjaan secara signifikan.
Kompetensi teknis baru yang akan ditumbuhkan meliputi pengetahuan “state-of-the-art” dari bisnis
manufaktur, keahlian teknik, pemahaman proses, keahlian media, keahlian
pemrograman, dan pemahaman keamanan teknologi informasi. Di bidang industri
kompetensi spesifik keteknikan (teknologi) baru meliputi: ilmu data dan
analitik tingkat lanjut, antarmuka mesin-manusia baru, teknologi transfer
fisik-digital, simulasi dan pemodelan, komunikasi data dan jaringan, optimasi
sistem logistik dan gudang real-time,
sistem kecerdasan buatan, mekatronik dan robotika, otomasi industri, keamanan
jaringan, augmented dan VR, IoT, dll.
Otomasi industri merupakan tahap 3.0 dari transformasi industri 4.0. Tahap ini memiliki peran penting dalam transformasi industri 4.0 sehingga sering juga disebut dasar dari industri 4.0. Otomasi industri menurut piramida industri 4.0 memiliki memiliki tiga jenjang tahapan yakni: field level, control level dan supervisory level.
Perangkat keras yang sering digunakan dalam field level diantaranya:
sensor/tranduser, aktuator, mekanik,
pneumatik, hidrolik, robot, artificial
vision, sistem identifikasi, dan
komunikasi. Sedangkan pada control level teknologi yang digunakan: P.I.D controller, personal computer (PC),
frequency converter (VFD), driver electric actuator, robot controller, dan
komunikasi. Supervisory level
merupakan pondasi dari smart
manufacturing dimana teknologi yang digunakan lumrahnya adalah supervision, control and data acquisition
(SCADA) dan human-machine interface
(HMI).
Presiden Republik Indonesia (Inpres Nomor 17 Tahun 2011)
menginstruksikan kepada para menteri dan kepala lembaga negara serta Kepala
Daerah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi,
dan kewenangan masing-masing dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi dengan merujuk pada Prioritas Pembangunan Nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2012. Salah satu strateginya adalah “Strategi Pencegahan”.
Berbagai upaya pencegahan sebenarnya telah dilakukan, antara
lain dengan meningkatkan mutu layanan seperti yang dicontohkan beberapa daerah
melalui pembentukan one stop service
(layanan satu atap). Namun, dalam implementasinya, persepsi masyarakat masih
mencerminkan adanya kelemahan, terutama menyangkut regulasi perizinan di daerah
yang meninggalkan sekian celah bagi korupsi.
Dalam rangka memberikan apresiasi kepada top manajemen yang
memiliki komitmen terhadap pencegahan korupsi, Menteri PAN dan RB menerbitkan
Permenpan dan RB Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi. Peraturan tersebut sebagai
pedoman umum yang merupakan acuan bagi
pejabat di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (K/L/Pemda)
dalam rangka Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
K/L/Pemda yang telah mencanangkan kesiapan/kesanggupan menjadi K/L/Pemda yang
berpredikat ZI mewujudkan komitmen pencegahan
korupsi melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan korupsi dalam
bentuk yang lebih nyata secara terpadu dan disesuaikan dengan kebutuhan
K/L/Pemda yang bersangkutan.
Zona Integritas (ZI) merupakan sebutan atau predikat yang
diberikan kepada K/L dan Pemda yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat
(komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi,
reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. K/L dan Pemda
yang telah mencanangkan sebagai ZI mengusulkan salah satu unit kerjanya untuk
menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi.
Sumber : PRFMNEWS
PRFMNEWS - Acara Puncak
Peringatan 100 tahun Balai Besar Keramik yang sekarang telah
bertranformasi menjadi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Keramik dan Mineral Nonlogam dengan tema acara “Satu Abad Bersinergi Membangun
Negeri” digelar di BBSPJIKMNL pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Acara diawali dengan kegiatan temu usaha industri dengan partisipasi
200 industri keramik dan mineral non logam offline dan diikuti hampir 1000
peserta online, pameran industri, webinar dan penyusunan skema sertifikasi
tableware, sanitary untuk lembaga sertifikasi personil pada hari ke-2 yang
dihadiri oleh 26 industri.
Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan
struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat; industri yang maju dan
berdaya saing di tingkat global; industri yang berkeadilan dan inklusif; serta
industri berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya
mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
Upaya memajukan industri keramik nasional terus dilakukan
oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus diantaranya pemberlakuan
SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya.
”Strategi dalam pemulihan industri keramik nasional perlu diimbangi
dengan peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui adopsi
teknologi mutakhir dengan memanfaatkan penerapan teknologi industri 4.0 yang
dapat menciptakan produk ber SNI, berkualitas kelas dunia, proses produksi yang
efektif, efisien, ramah lingkungan, serta diiringi dengan peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri khususnya dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang pada peresmian
pembukaan acara tersebut.
Tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan
nonmigas, termasuk industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif
industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang
tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022 (diolah
dari data BPS) .
Capaian ini menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai
peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri
kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%.
Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD 6 per
MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/10/MEM Tahun 2020, yang
selanjutnya diperbarui dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M
Tahun 2021 terbukti meningkatkan efisiensi biaya operasional, sehingga capaian
utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi
dalam lima tahun terakhir.
Strategi pemulihan yang tepat tentunya berdampak pada perbaikan
berkesinambungan sehingga kinerja ekspor industri keramik nasional pada kuartal
I tahun 2022, menurut data yang diolah dari BPS, mampu tumbuh positif sebesar
12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi yang didukung oleh peningkatan
penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Pencapaian positif kinerja ekspor juga diikuti dengan penurunan volume
impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta
meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada
di level 83%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2022 mencapai
US$93,47 miliar atau naik 38,68 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.
Sementara ekspor nonmigas mencapai US$88,73 miliar atau naik 39,12 persen.
Prestasi
kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai
Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam
yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi,
standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan
kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial
Belanda, dengan nama "Het Keramische Laboratorium", Balai Besar
Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam terus
berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
Dalam perjalanan pengabdiannya, Balai Besar ini juga melayani jasa
standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri
meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, automotif, hingga alat kesehatan),
industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya.
Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak
bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta
bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik
nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan
inovasi yang berkelanjutan.
Pada acara tersebut hadir juga Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan
Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi yang menyatakan
pihaknya akan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi
pemanfaatan teknologi Industri untuk keperluan banyak hal.
”Akan terus berfokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui
infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri
melalui pemanfaatan teknologi industri, dengan meluncurkan serangkaian
kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi Industri
berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy dan peningkatan daya
saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0,”
katanya.
Industri keramik nasional terus berkembang selama lebih dari 30 tahun
dan merupakan salah satu industri yang didukung oleh ketersediaan bahan baku
yang melimpah. Prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup
baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena
didukung oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan.
Industri keramik yang terdiri dari ubin, saniter, tableware, kaca,
refraktori serta produk mineral nonlogam lainnya telah memberikan kontribusi
yang cukup signifikan dalam mendukung pembangunan nasioanal melalui penyediaan
kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja.
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing industri, Balai Besar Keramik dan Mineral Nonlogam
hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi,
pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri.
BBSPJIKMN serta Balai-balai di lingkungan Kementerian Perindustrian
juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi
pelaku industri nasional. Tugas dan fungsi Balai Besar Keramik dan Mineral Nonlogam
ini sesugguhnya telah melekat sejak satu abad yang lalu di bawah "Het
Keramische Laboratorium".
Disampaikan juga pada acara webinar Temu Usaha Industri ini beberapa
kebijakan industri keramik dan mineral non logam diantaranya kebijakan TKDN;
Sertifikasi Industri Hijau; Pemeriksaan Produk Halal dan Implementasi Industri
4.0 oleh para pejabat eselon 2 Kementerian Perindustrian.
Penandatanganan MOU antara BBSPJIKMNL dengan PT. Chandra Asih; ULBI
(Poltekpos); Disperindag Propinsi Sumatera Utara dan Universitas Jenderal Ahmad
Yani. Kemudian pemberian penghargaan kepada pelanggan loyal BBSPJIKMNL dan
penyerahan SPPT-SNI Via Ampul kepada PT. Schoot Igar Glass dan peluncuran
perangko 100th BBSPJIKMNL.
Sumber : INDUSTRY.co.id
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022.
Capaian tersebut menempatkan industri
bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan
investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%
“Pada semester I tahun 2022, sektor industri
keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan
investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri
keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna
mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri," kata Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada
acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar
Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis
(20/10).
Menperin mengemukakan, insentif Harga
Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah
satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di
industri keramik.
"Sehingga capaian utilitas kinerja
industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun
terakhir," ungkapnya.
Di samping itu, adanya strategi
pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri
keramik pada kuartal I tahun 2022.
Ekspor produk keramik nasional tumbuh
sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh
peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Kinerja gemilang dari capaian ekspor
tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year)
dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak
pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.
"Prestasi kinerja industri keramik
nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan
Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan
Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian,
sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang
dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya,"
papar Menperin.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1922
pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama "Het Keramische
Laboratorium", BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya
memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
"Dalam perjalanan pengabdiannya,
balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi,
pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk
bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral
nonlogam lainnya," imbuhnya.
Momentum 100 tahun ini hendaknya
menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan
pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya,
sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya
saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan
Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi
menyampaikan bahwa pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing
industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber
daya industri melalui pemanfaatan teknologi.
"Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0," jelasnya.
Guna mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri.
"BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam serta balai-balai di lingkungan Kemenperin juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional," tandasnya.
Sumber : Agrofarm
Agrofarm.co.id-Tahun 2022 menjadi momentum
kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah
industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik
sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan
kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian tersebut menempatkan
industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi
perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT)
sebesar 2,69%
Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik
telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi
ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik
nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan
sumber daya produksi dalam negeri, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri
dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).
Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi
Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu
kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri
keramik. Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021
mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir, ungkapnya.
Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi
nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada
kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan
total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan
ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.
Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga
diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta
meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan
utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.
Prestasi kinerja industri keramik nasional ini
tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan
Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral
Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi,
standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan
kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya, papar Menperin.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa
Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI
Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi
industri keramik nasional.
Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga
melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha
industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat
kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya, imbuhnya.
Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta
bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik
nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan
menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Menunjang daya saing
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi
dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa
pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui
infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri
melalui pemanfaatan teknologi.
Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian
kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri
berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan
daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri
4.0, jelasnya.
Guna mendukung peningkatan daya saing industri,
BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa
sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi
teknologi industri. BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam serta balai-balai di
lingkungan Kemenperin juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa
melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional, tandasnya.
Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Azhar
Fitri menyampaikan, pihaknya selalu siap bertransformasi dan beradaptasi sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan pelaku industri. Seiring pertumbuhan
industri, membuat kami semakin mengoptimalkan berbagai pelayanan jasa industri
yang inovatif, ujarnya.
Kegiatan temu usaha industri ini diikuti sebanyak 200
pelaku industri keramik dan mineral nonlogam secara luring, serta lebih dari
1000 peserta mengikuti secara daring. Rangkaian kegiatan lainnya adalah pameran
industri, webinar dan penyusunan skema sertifikasi tableware dan sanitary untuk
lembaga sertifikasi personil yang dihadiri oleh 26 industri.
Selain itu, pemberian penghargaan kepada PT. Lucky
Indah Keramik sebagai pelanggan terloyal, PT. Bintangmas Glass Solution sebagai
pengguna layanan jasa sertifikasi (SPPT SNI) terbanyak dan PT. Arwana Citra
Mulia Tbk sebagai pengguna layanan jasa terbanyak. Kegiatan dilanjutkan dengan
penyerahan SPPT-SNI Vial Ampul kepada PT. Schoot Igar Glass dan peluncuran
prangko 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik
dan Mineral Nonlogam.
Sebagai bentuk sinergi BBSPJI Keramik dan Mineral
Nonlogam dengan sejumlah mitra industri, dilakukan penandatanganan MoU di
antaranya dengan PT. Chandra Asri, Universitas Logistik dan Bisnis Indonesia,
Disperindag Propinsi Sumatera Utara, dan Universitas Jenderal Ahmad Yani.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Keramik dan Mineral Nonlogam Kementerian Perindustrian menggelar acara
Peringatan 100 Tahun Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).
Selama bertahun-tahun, industri keramik dalam negeri terus menunjukkan
progres positif. Di tahun ini, industri keramik sebagai subsektor dari industri
bahan galian nonlogam tumbuh 1,35 persen dengan kontribusi 0,47 persen (y-o-y)
pada triwulan I tahun 2022.
Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai
peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri
kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69 persen.
Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar 6 dolar
AS per-MMBTU menjadi kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya
operasional di industri keramik, sehingga capaian utilitas kinerja industri
ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen atau tertinggi dalam lima tahun
terakhir.
"Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah
mencatatkan investasi dengan total Rp 17,7 triliun. Penambahan investasi ini
diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik
nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan
sumber daya produksi dalam negeri," tutur Menteri Perindustrian Agus
Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha
Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan
Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).
Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut
berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun
2022.
Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12 persen dengan total
volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke
negara Filipina, Malaysia dan Thailand.
Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan
volume impor sebesar 21 persen (year on year) dari 18,5 juta meter persegi
menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada
kuartal I-2022 berada di level 83 persen.
"Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung
dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik
dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang
menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi,
bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk
keramik secara akurat dan terpercaya," jelas Menperin.
Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa
Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama "Het Keramische
Laboratorium", BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya
memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
"Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga
melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha
industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat
kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya,"
imbuhnya.
Menperin berharap momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi
tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan
prima, serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga
industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di
pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.