Berita

Peringati 100 Tahun Berdirinya Balai Besar Keramik, Menperin Sebut Investasi dan Ekspor Terus Tumbuh

Sumber : TRIBUNNEWS.COM


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam Kementerian Perindustrian menggelar acara Peringatan 100 Tahun Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).

Selama bertahun-tahun, industri keramik dalam negeri terus menunjukkan progres positif. Di tahun ini, industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam tumbuh 1,35 persen dengan kontribusi 0,47 persen (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022.

Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69 persen.

Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar 6 dolar AS per-MMBTU menjadi kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik, sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

"Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp 17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022.

Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12 persen dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia dan Thailand.

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21 persen (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83 persen.

"Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya," jelas Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama "Het Keramische Laboratorium", BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

"Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya," imbuhnya.

Menperin berharap momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima, serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

 

Selengkapnya
Menperin Sebut Investasi Industri Keramik Capai Rp17,7 Triliun

Sumber : bicaranetwork.com 

bicaranetwork.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut sektor industri keramik telah mencatatkan investasi Rp17,7 triliun pada semester I tahun 2022.

"Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal terkait investasi industri keramik tersebut disampaikan Menperin saat memberikan sambutan secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam.

Ia mengemukakan insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar 6 dolar AS per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik.

“Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkap Menperin.

Di samping itu adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I 2022. Ekspor produk keramik tumbuh 12 persen dengan volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kinerja ekspor tersebut, diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I 2022 di level 83 persen.

“Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Keramik dan Mineral Non-logam yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, dan dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya,” papar Menperin.

Dari awal pendiriannya tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama Het Keramische Laboratorium, BBSPJI Keramik dan Mineral Non-logam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

“Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral non-logam lainnya,” kata Menperin.

Momentum 100 tahun tersebut hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Non-logam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global, dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Selengkapnya
Menperin: Industri Keramik Mulai Menggeliat, Investasi Tembus Rp 17,7 Triliun

Sumber : Kumparan

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, industri keramik tanah air sudah mulai menggeliat. Hal ini terlihat dari total investasi di sektor tersebut tembus Rp 17,7 triliun di semester I 2022.

"Penambahan investasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri," kata Menperin Agus di Kota Bandung pada Kamis (20/10).

Adapun insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD 6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional di industri keramik. Dengan begitu, capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12 persen dengan total volume 3,9 juta meter² yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kemudian, capaian ekspor tersebut juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 2 persen (yoy) dari 18,5 juta meter² jadi 14,4 juta meter² yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83 persen.

"Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan tepercaya," ucap Agus.

Tepatnya pada momentum 100 tahun ini, ia berharap dapat dijadikan sebagai momentum untuk terus memberi layanan prima dan menciptakan beragam inovasi demi meningkatkan daya saing di pasar global.

"Sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan," ujar dia.

Melalui keterangannya pula, Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi mengatakan, pihaknya terus fokus untuk dapat menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.

Upaya yang dimaksud antara lain dengan melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi Industri 4.0.

"Guna mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultasi dan optimalisasi teknologi industri," tandas dia.

 

Selengkapnya
100 Tahun Balai Besar Keramik, Menperin: Ekspor dan Utilisasi Naik

Sumber : Agrofarm

Agrofarm.co.id-Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%

Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10/2022).

Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik. Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir, ungkapnya.

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.

Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya, papar Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya, imbuhnya.

 

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Menunjang daya saing

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.

Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0, jelasnya.

Guna mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri. BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam serta balai-balai di lingkungan Kemenperin juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional, tandasnya.

Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Azhar Fitri menyampaikan, pihaknya selalu siap bertransformasi dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelaku industri. Seiring pertumbuhan industri, membuat kami semakin mengoptimalkan berbagai pelayanan jasa industri yang inovatif, ujarnya.

Kegiatan temu usaha industri ini diikuti sebanyak 200 pelaku industri keramik dan mineral nonlogam secara luring, serta lebih dari 1000 peserta mengikuti secara daring. Rangkaian kegiatan lainnya adalah pameran industri, webinar dan penyusunan skema sertifikasi tableware dan sanitary untuk lembaga sertifikasi personil yang dihadiri oleh 26 industri.

Selain itu, pemberian penghargaan kepada PT. Lucky Indah Keramik sebagai pelanggan terloyal, PT. Bintangmas Glass Solution sebagai pengguna layanan jasa sertifikasi (SPPT SNI) terbanyak dan PT. Arwana Citra Mulia Tbk sebagai pengguna layanan jasa terbanyak. Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan SPPT-SNI Vial Ampul kepada PT. Schoot Igar Glass dan peluncuran prangko 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam.

Sebagai bentuk sinergi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dengan sejumlah mitra industri, dilakukan penandatanganan MoU di antaranya dengan PT. Chandra Asri, Universitas Logistik dan Bisnis Indonesia, Disperindag Propinsi Sumatera Utara, dan Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Selengkapnya
Peringati 100 Tahun Balai Besar Keramik, Menperin Agus: Daya Saing Industri Keramik Semakin Mengkilap

Sumber : INDUSTRY.co.id

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. 

Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%

“Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10).

Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik. 

"Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir," ungkapnya.

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. 

Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand. 

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.  

"Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya," papar Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama "Het Keramische Laboratorium", BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional. 

"Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya," imbuhnya.

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.

"Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0," jelasnya.

 

Guna mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri. 

"BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam serta balai-balai di lingkungan Kemenperin juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional," tandasnya.

Selengkapnya
Realisasi Investasi di Industri Keramik Capai Rp 17,7 Triliun di Semester I-2022

Sumber : Beritakota

Beritakota.id, Jakarta – Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%

“Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10).

Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik. “Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya.

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.

“Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya,” papar Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

“Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya,” imbuhnya.

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

 

Selengkapnya
Puncak Peringatan 100 Tahun Balai Besar Keramik: Satu Abad Bersinergi Membangun Negeri

Sumber : PRFMNEWS

PRFMNEWS - Acara Puncak Peringatan 100 tahun Balai Besar Keramik yang sekarang telah bertranformasi menjadi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam dengan tema acara “Satu Abad Bersinergi Membangun Negeri” digelar di BBSPJIKMNL pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Acara diawali dengan kegiatan temu usaha industri dengan partisipasi 200 industri keramik dan mineral non logam offline dan diikuti hampir 1000 peserta online, pameran industri, webinar dan penyusunan skema sertifikasi tableware, sanitary untuk lembaga sertifikasi personil pada hari ke-2 yang dihadiri oleh 26 industri.

Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat; industri yang maju dan berdaya saing di tingkat global; industri yang berkeadilan dan inklusif; serta industri berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.

Upaya memajukan industri keramik nasional terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus diantaranya pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya.

”Strategi dalam pemulihan industri keramik nasional perlu diimbangi dengan peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui adopsi teknologi mutakhir dengan memanfaatkan penerapan teknologi industri 4.0 yang dapat menciptakan produk ber SNI, berkualitas kelas dunia, proses produksi yang efektif, efisien, ramah lingkungan, serta diiringi dengan peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri khususnya dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang pada peresmian pembukaan acara tersebut.

Tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan nonmigas, termasuk industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022 (diolah dari data BPS) .

Capaian ini menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%.

Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD 6 per MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/10/MEM Tahun 2020, yang selanjutnya diperbarui dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M Tahun 2021 terbukti meningkatkan efisiensi biaya operasional, sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Strategi pemulihan yang tepat tentunya berdampak pada perbaikan berkesinambungan sehingga kinerja ekspor industri keramik nasional pada kuartal I tahun 2022, menurut data yang diolah dari BPS, mampu tumbuh positif sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Pencapaian positif kinerja ekspor juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2022 mencapai US$93,47 miliar atau naik 38,68 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$88,73 miliar atau naik 39,12 persen.

Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama "Het Keramische Laboratorium", Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

Dalam perjalanan pengabdiannya, Balai Besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, automotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya.

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Pada acara tersebut hadir juga Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi yang menyatakan pihaknya akan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi Industri untuk keperluan banyak hal.

”Akan terus berfokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi industri, dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi Industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy dan peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0,” katanya.

Industri keramik nasional terus berkembang selama lebih dari 30 tahun dan merupakan salah satu industri yang didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah. Prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena didukung oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan.

Industri keramik yang terdiri dari ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori serta produk mineral nonlogam lainnya telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendukung pembangunan nasioanal melalui penyediaan kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja.

Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing industri, Balai Besar Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri.

BBSPJIKMN serta Balai-balai di lingkungan Kementerian Perindustrian juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional. Tugas dan fungsi Balai Besar Keramik dan Mineral Nonlogam ini sesugguhnya telah melekat sejak satu abad yang lalu di bawah "Het Keramische Laboratorium".

Disampaikan juga pada acara webinar Temu Usaha Industri ini beberapa kebijakan industri keramik dan mineral non logam diantaranya kebijakan TKDN; Sertifikasi Industri Hijau; Pemeriksaan Produk Halal dan Implementasi Industri 4.0 oleh para pejabat eselon 2 Kementerian Perindustrian.

Penandatanganan MOU antara BBSPJIKMNL dengan PT. Chandra Asih; ULBI (Poltekpos); Disperindag Propinsi Sumatera Utara dan Universitas Jenderal Ahmad Yani. Kemudian pemberian penghargaan kepada pelanggan loyal BBSPJIKMNL dan penyerahan SPPT-SNI Via Ampul kepada PT. Schoot Igar Glass dan peluncuran perangko 100th BBSPJIKMNL.

 

Selengkapnya
Semester I-2022, Sektor Industri Keramik Mencatatkan Investasi Total Rp17,7 Triliun

Sumber : Berita Moneter

JAKARTA-Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik.

Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022.

Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%

“Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10).

Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik.

“Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya.

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022.

Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83

“Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya,” papar Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogamterus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

“Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya,” imbuhnya.

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Menunjang daya saing

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.

“Upayanya adalah dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0,” jelasnya.

Guna mendukung peningkatan daya saing industri, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam hadir sebagai penyedia layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, pelatihan, konsultansi dan optimalisasi teknologi industri.

“BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam serta balai-balai di lingkungan Kemenperin juga hadir sebagai problem solver, serta senantiasa melakukan pendampingan bagi pelaku industri nasional,” tandasnya.

Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam, Azhar Fitri menyampaikan, pihaknya selalu siap bertransformasi dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelaku industri.

“Seiring pertumbuhan industri, membuat kami semakin mengoptimalkan berbagai pelayanan jasa industri yang inovatif,” ujarnya.

Kegiatan temu usaha industri ini diikuti sebanyak 200 pelaku industri keramik dan mineral nonlogam secara luring, serta lebih dari 1000 peserta mengikuti secara daring.

Rangkaian kegiatan lainnya adalah pameran industri, webinar dan penyusunan skema sertifikasi tableware dan sanitary untuk lembaga sertifikasi personil yang dihadiri oleh 26 industri.

Selain itu, pemberian penghargaan kepada PT. Lucky Indah Keramik sebagai pelanggan terloyal, PT. Bintangmas Glass Solution sebagai pengguna layanan jasa sertifikasi (SPPT SNI) terbanyak dan PT. Arwana Citra Mulia Tbk sebagai pengguna layanan jasa terbanyak.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan SPPT-SNI Vial Ampul kepada PT. Schoot Igar Glass dan peluncuran prangko 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam.

Sebagai bentuk sinergi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dengan sejumlah mitra industri, dilakukan penandatanganan MoU di antaranya dengan PT. Chandra Asri, Universitas Logistik dan Bisnis Indonesia, Disperindag Propinsi Sumatera Utara, dan Universitas Jenderal Ahmad Yani.

 

Selengkapnya
Produksi Kaca Lembaran Sudah Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

BANDUNG -- Doddy Rahadi selaku Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) memberikan apresiasi dan menyambut baik penyelenggaraan acara talkshow yang membahas dan mendiskusikan mengenai bagaimana memilih produk kaca sesuai untuk peruntukannya baik itu dari sisi keamanan, estetika, maupun yang mendukung terhadap efisiensi penggunaan energi.

Pemerintah terus berusaha bagaimana menciptakan lingkungan kondusif bagi pelaku usaha di negeri ini, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan kondisi pandemi diikuti dengan resesi ekonomi yang melanda beberapa negara di tahun 2022 ini, sektor industri manufaktur Indonesia tetap memberikan kontribusi yang besar yaitu dengan meningkatnya PMI manufaktur Indonesia yaitu menjadi 51,3 pada bulan Juli 2022 dibanding negara lain.

Hal ini didukung oleh peningkatan permintaan dalam negeri, antara lain konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan belanja antar sektor. Di antara ketiganya, laju peningkatan belanja pemerintah yang didorong oleh Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) menunjukkan peningkatan terbesar.

"Program P3DN memberikan multiplier effect serta berpengaruh positif terhadap peningkatan PMI manufaktur," kata Heru yang mewakili Doddy Rahadi, dalam rilisnya, Kamis (11/8/2022).

Melalui Program P3DN, kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, juga swasta didorong untuk berkomitmen menggunakan produk dalam negeri dalam belanja barang dan modalnya. Dengan realisasi komitmen tersebut, perusahaan industri meningkatkan produksinya yang membuat mereka merekrut lebih banyak pekerja.

Diharapkan Program P3DN ini akan terus mendorong pelaku usaha terutama yang terkait dengan konstruksi di Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih produk dengan mengutamakan produk dalam negeri.

Industri kaca lembaran nasional dimulai dengan produksi dan penjualan pada tahun 1976, berkembang hingga saat ini berkapasitas 1,35 juta ton/tahun, untuk memenuhi permintaan dalam negeri sebanyak 800 ribu ton/tahun.

Industri pengolahan kaca lembaran juga berkembang pesat sejalan berkembangnya permintaan pasar, di antaranya kaca pengaman diperkeras, kaca pengaman berlapis, cermin kaca lembaran dan kaca isolasi. Hampir seluruh jenis kaca lembaran dan olahannya dapat diproduksi, jumlah dan jenis, oleh sebanyak dua produsen kaca lembaran dan 20 produsen kaca lembaran olahan dalam negeri, untuk bangunan, kendaraan bermotor, industri dll.

Bila dilihat data tahun 2019-2021 impor jenis produk kaca lembaran di bawah 50 ton/tahun, hal ini menunjukkan produksi industri dalam negeri untuk produk kaca lembaran saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sedangkan impor untuk jenis kaca temper masih cukup tinggi yaitu mencapai 1,1 juta ton pada tahun 2019 dan turun menjadi 0,75 juta ton pada tahun 2021. Hal in terjadi karena sebagian industri kendaraan bermotor mengimpor kaca mobil dari perusahaan induk di negara asal.

Impor produk kaca dalam kurun waktu 2019-2021 juga menunjukkan kecenderungan yang menurun, terutama untuk kaca laminasi, kaca insulasi dan kaca cermin yang tidak di bingkai. Sedangkan produk kaca cermin yang dibingkai terjadi kenaikan impor dari tahun 2019-2021.

"Untuk itu, diharapkan industri dalam negeri agar dapat meningkatkan produksinya sehingga substitusi impor dapat terus ditingkatkan. Peluang substitusi masih  besar bagi produk kaca isolasi dilihat dari sisi teknologi yang dimiliki oleh industri dalam negeri dan juga nilai investasi yang terjangkau," kata dia.

Di samping itu, kebutuhan kaca isolasi baik untuk produk showcase maupun bahan bangunan terus meningkat seiring dengan tuntutan konsumen dalam hal desain bangunan, kenyamanan dan kebutuhan penghematan penggunaan listrik/energi.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian akan terus mendukung iklim industri baik itu dalam pengembangan standar, penerapan SNI wajib, Industri Hijau maupun pertimbangan tingkat komponen dalam negeri.

Saat ini Kementerian Perindustrian sudah memiliki program sertifikasi TKDN dengan menyiapkan auditor-auditor yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan yang tersebar di berbagai provinsi. Dengan penerapan sertifikasi TKDN ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Dengan berkembangnya kebutuhan produk kaca tidak hanya dari segi estika, namun juga kebutuhan akan bertambahnya nilai fungsi produk kaca seperti kaca hemat energi, kaca pengaman yang digunakan pada sektor perumahan, perkantoran dan pariwisata, kementerian Perindustrian dapat mensupport dari sisi pengembangan standar SNI sampai ke layanan sertifikasi.

"Untuk itu agar industri tidak segan-segan memanfaatkan fasilitas dan jasa yang ada di Balai Besar Keramik dengan didukung oleh tenaga-tenaga yang kompeten," kata dia menambahkan.

 

Selengkapnya
Pemerintah Terus Dorong Industri Pengolahan Kaca Dalam Negeri Lewat P3DN

Sumber : Media Indonesia

PEMERINTAH terus berusaha bagaimana menciptakan lingkungan kondusif bagi pelaku usaha di Indonesia, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan dengan kondisi pandemi diikuti dengan resesi ekonomi yang melanda beberapa negara  di tahun ini, sektor industri manufaktur Indonesia tetap memberikan kontribusi yang besar yaitu dengan meningkatnya PMI manufaktur Indonesia menjadi 51,3 pada Juli 2022 dibanding negara lain. Hal itu didukung oleh peningkatan permintaan dalam negeri, antara lain konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan belanja antar sektor. 

Di antara ketiganya, laju peningkatan belanja pemerintah yang didorong oleh Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) menunjukkan peningkatan terbesar. Peningkatan pesanan pemerintah atas produk-produk manufaktur, terutama di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), begitu juga mesin peralatan elektronik. Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri (Pusat OPTIKJI) Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Heru Kustanto mengatakan, program P3DN memberikan multiplier effect serta berpengaruh positif terhadap peningkatan PMI manufaktur Melalui Program P3DN, kementerian/lembaga, BUMN, BUMD, juga swasta didorong untuk berkomitmen menggunakan produk dalam negeri dalam belanja barang dan modalnya. Dengan realisasi komitmen tersebut, perusahaan industri meningkatkan produksinya yang membuat mereka merekrut lebih banyak pekerja," katanya dalam Talk Show dengan tema “ Pemilihan Kaca untuk Bahan Bangunan”.Heru berharap, Program P3DN akan terus mendorong pelaku usaha terutama yang terkait dengan konstruksi di Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih produk dengan mengutamakan produk dalam negeri.Industri kaca lembaran nasional dimulai dengan produksi dan penjualan pada 1976, berkembang hingga saat ini berkapasitas 1,35 juta ton/tahun, untuk memenuhi permintaan dalam negeri sebanyak 800.000 ton/tahun. Industri pengolahan kaca lembaran juga berkembang pesat sejalan berkembangnya permintaan pasar, diantaranya kaca pengaman diperkeras, kaca pengaman berlapis, cermin kaca lembaran dan kaca isolasi. "Hampir seluruh jenis kaca lembaran dan olahannya dapat diproduksi, jumlah dan jenis, oleh sebanyak 2 produsen kaca lembaran dan 20 produsen kaca lembaran olahan dalam negeri, untuk bangunan, kendaraan bermotor, industri dll," ujar Heru.Bila dilihat data 2019-2021, impor jenis produk kaca lembaran dibawah 50 ton/tahun. Hal ini menunjukkan produksi industri dalam negeri untuk produk kaca lembaran saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan impor untuk jenis kaca temper masih cukup tinggi yaitu mencapai 1,1 juta ton pada 2019 dan turun menjadi 0,75 juta ton pada tahun 2021. Hal ini terjadi karena sebagain industri kendaraan bermotor mengimpor kaca mobil dari perusahaan induk di negara asal.Impor produk kaca dalam kurun waktu 2019-2021 juga menunjukkan kecenderungan yang menurun, terutama untuk kaca laminasi, kaca insulasi, dan kaca cermin yang tidak di bingkai. Sedangkan produk kaca cermin yang dibingkai terjadi kenaikan impor dari 2019-2021. 

Untuk itu diharapkan industri dalam negeri agar dapat meningkatkan produksinya sehingga substitusi impor dapat terus ditingkatkan. Peluang substitusi masih besar bagi produk kaca isolasi dilihat dari sisi teknologi yang dimiliki oleh industri dalam negeri dan juga nilai investasi yang terjangkau. "Di samping itu kebutuhan kaca isolasi baik untuk produk showcase maupun bahan bangunan terus meningkat seiring dengan tuntutan konsumen dalam hal desain bangunan, kenyamanan dan kebutuhan penghematan penggunaan listrik/energi," imbuh Heru.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian akan terus mendukung iklim industri baik itu dalam pengembangan standar, penerapan SNI wajib, Industri Hijau maupun pertimbangan tingkat komponen dalam negeri.Saat ini Kementerian Perindustrian sudah memiliki program sertifikasi TKDN dengan menyiapkan auditor-auditor yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan yang tersebar di berbagai provinsi. Dengan penerapan sertifikasi TKDN ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri."Dengan berkembangnya kebutuhan produk kaca tidak hanya dari segi estetika, namun juga kebutuhan akan bertambahnya nilai fungsi produk kaca seperti kaca hemat energi, kaca pengaman yang digunakan pada sektor perumahan, perkantoran dan pariwisata, kementerian Perindustrian dapat mensupport dari sisi pengembangan standar SNI sampai ke layanan sertifikasi. Untuk itu agar industri tidak segan segan memanfaatkan fasilitas dan jasa yang ada di Balai Besar Keramik dengan didukung oleh tenaga tenaga yang kompeten," jelas Heru.Kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku energi yang berkesinambungan dan terjangkau. Hal ini juga untuk memperdalam dan memperkuat struktur manufaktur di Indonesia.Dalam upaya memacu kinerja industri kaca nasional, pemerintah melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) telah berupaya melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi industri melalui pengembangan bahan baku untuk industri kaca yang berasal dari dalam negeri sebagai competitive advantage seperti pasir silika, dolomite, limestone, dan lainnya."Selain itu, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) mendorong tumbuhnya investasi dari industri bahan baku dan penolong seperti soda ash, cullet, iron oxide dan lainnya," ujar Azhar Fitri Kepala BBSPJIKMN.Industri kaca nasional akan terus tumbuh setiap tahunnya, seiring kenaikan permintaan dari pasar domestik dan ekspor. Sementara itu, pemanfaatan dalam negeri diserap oleh sektor properti sebesar 65 persen, otomotif 15 persen, furnitur 12 persen dan lainnya 8 persen.Adapun pemilihan kaca untuk bangunan/properti memperhatikan beberapa aspek yaitu antara lain : aspek fungsi dan estetika bangunan, mutu dan spesifikasi teknis kaca yang disesuaikan dengan kondisi termal cuaca sekitar lokasi bangunan, serta standar mutu pemasangan kacanya.

Selengkapnya
Showing 71 to 2 of 110 entries